Keuchik Gampong Paya Dua, Aceh Timur, Sultan Ibrahim, terima PWDPI Award 2025 kategori Tokoh Muda Pembaharu Terbaik Tingkat Nasional, di Bandar Lampung,
Keuchik Gampong Paya Dua, Kecamatan Peudawa, Aceh Timur, Sultan Ibrahim, S.Pd, SH, menerima PWDPI Award 2025 kategori Tokoh Muda Pembaharu Terbaik Tingkat Nasional.
Penghargaan bergengsi dari Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI) itu diserahkan dalam acara PWDPI Awards di Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Senin (22/9/2025).
“Ini bukan penghargaan untuk saya pribadi, tapi untuk masyarakat Paya Dua,” ujar Sultan haru saat menerima penghargaan.
Figur Pembaharu dari Desa
Bagi panitia, Sultan Ibrahim adalah sosok muda pembaharu yang dinilai berhasil membawa aspirasi masyarakat.
Dari puluhan kepala desa yang direkomendasikan se-Aceh, hanya ia yang lolos kurasi ketat. Panitia menilai, Sultan mampu menghadirkan inovasi nyata, bukan sekadar menjalankan rutinitas pengelolaan dana desa.
Jejak kepemimpinannya berawal dari dunia organisasi.
Sejak mahasiswa ia aktif di HMI IAIN Ar-Raniry (2004–2007), KNPI (2005–2008), dan Pemuda Muhammadiyah Aceh Timur (2006–2012). Tahun 2009, ia sempat bekerja sebagai wartawan di Koran Orbit Medan, sebelum kembali ke tanah kelahiran dan dipercaya memimpin koperasi di Kecamatan Peudawa. Kini, selain menjadi keuchik, ia juga menjabat Ketua Persaudaraan Aceh Seranto (PAS) Aceh Timur.
Paya Dua Bangkit dari Utang
Saat dilantik, Paya Dua masih dibebani utang. Namun dalam lima tahun, aset desa meningkat hingga mendekati Rp5 miliar.
Sultan mendorong setiap dusun memiliki aset ekonomi sendiri, menyediakan ambulans gratis lintas provinsi yang sudah membantu hampir 500 pasien dan jenazah, serta menjadikan Paya Dua desa bebas narkoba dan judi.
Komitmennya terhadap pemberantasan narkoba semakin tegas karena ia pernah menjabat Ketua Gerakan Indonesia Anti Narkoba (GIAN) 2017–2020.
“Lebih baik rusak satu generasi untuk menyelamatkan tujuh generasi berikutnya,” tegasnya.
Amanah Bukan Sekadar Jabatan
Bagi Sultan, jabatan keuchik adalah amanah moral, bukan sekadar posisi birokrasi.
“Selagi masih ada waktu untuk berbuat demi memajukan desa, maka berbuatlah. Jangan takut disalahkan kalau itu untuk kebaikan bersama,” ucapnya saat memberi pesan inspiratif di hadapan peserta Rakernas PWDPI yang hadir dari 30 provinsi.
Kebanggaan Aceh Timur
Penghargaan ini menjadi kebanggaan bagi warga Paya Dua.
“Penghargaan ini akan menjadi pemicu bagi saya dan perangkat desa untuk bekerja lebih keras. Kami ingin pelayanan publik di Paya Dua semakin baik, dan program pemberdayaan ekonomi lebih besar,” kata Sultan.
Selain Sultan Ibrahim, sejumlah tokoh nasional dan daerah lainnya juga memperolah PWDPI Award 2025, di antaranya Presiden Prabowo Subianto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kapolda Lampung.
Dengan pencapaian ini, nama Sultan Ibrahim tidak hanya dikenal di Aceh Timur, tetapi juga menjadi inspirasi nasional tentang kepemimpinan desa yang berani, inovatif, dan berpihak kepada rakyat.